RUANG
TERBUKA PUBLIK
Fungsi taman kota
sebagai ruang terbuka publik di sebuah perkotaan selain digunakan sebagai
tempat masyarakat bertemu, berkumpul dan berinteraksi, baik untuk kepentingan
keagamaan, perdagangan maupun membangun sebuah kepemerintahan, serta
menyampaikan aspirasi warga kotanya, juga kebanggaan dan identitas yang
mengandung makna bukan hanya mewakili kotanya tetapi juga bagi negaranya.
Ketersediaan taman kota atau disebut juga ruang terbuka hijau (RTH) merupakan
suatu keharusan.Keberadaannya kian penting dengan semakin berkembangnya
permasalahan pemanasan global dan perubahan iklim yang salah satunya disumbang
oleh semakin habisnya hutan dunia. Beberapa negara di Eropa bahkan telah
mengembangkan konsep taman ke arah yang lebih maju, yaitu dengan meninggalkan
konsep “hutan di tengah kota” dan telah beranjak menjadi konsep “kota di tengah
hutan”.Kota-kota tersebut menjadikan 40 persen dari lahannya untuk ruang
terbuka hijau, selain itu, daerah pinggiran kota juga disulap menjadi rimbun
agar memberikan kesan nyaman dan asri ketika akan memasuki kota. Membangun kota
yang memperhatikan lingkungan memang tidak semudah membalikkan telapak tangan
Melihat dari standar
pemenuhan kebutuhan taman yang telah ditetapkan di negara tetangga seperti
Malaysia adalah 1,9
m2/orang, sementara di Jepang minimal 5 m2/orang. Untuk Indonesia,
khususnya berapa luasan taman kota yang ideal tampaknya belum ada standar
ketetapan secara universal. Patokan luasan taman per orang inipun nampaknya
sulit dipertahankan, mengingat jumlah penduduk semakin bertambah, sementara
luasan kotanya tetap. Memang luas taman ideal sulit dalam penentuannya, karena
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti letak geografis dan topografis,
tingkat kesejahteraan dan budaya masyarakatnya. Namun mengingat betapa pentingnya
fungsi taman kota, maka tentunya harus selalu diupayakan.
Standar
taman kota berdasarkan fungsinya :
Taman kota mempunyai
berbagai fungsi (multi fungsi ) baik berkaitan dengan fungsi hidrologi,
ekologi, kesehatan, estetika dan rekreasi.
1. Fungsi Hidrologi
Taman kotaa merupakan
lahan terbuka hijau yang dapat berperan dalam membantu fungsi hidrologi dalam
hal penyerapan air agar pasokan air dalam tanah (water saving) semakin
meningkat dan mereduksi potensi banjir dengan megurangi jumlah aliran limpasan
air. Pepohonan yang ada di taman, mampu meresapkan air ke dalam tanah melalui
perakarannya. Diperkirakan untuk setiap hektar ruang terbuka hijau, mampu
menyimpan 900 m3 air tanah per tahun, sehingga kekeringan sumur penduduk di
musim kemarau dapat diatasi.
2.
Fungsi Pengaturan Iklim (Klimatologis)
Taman dapat
melindungi dari panas matahari dan tekanan suhu panas serta sebagai peneduh.
Taman mampu menyerap panas dari atmosfer yang dekat dengan permukaan tanah
disekitar tanaman, sehingga daerah disekitarnya menjadi nyaman. Penghijauan
dapat memperkecil amplitudo variasi yang lebih besar dari kondisi udara panas
ke kondisi udara sejuk.
3.
Fungsi Psikis (Kejiwaan)
Taman kota dapat
membawa dan memberikan suasana sejuk dan tentram,serta damai bagi jiwa manusia.
Hal ini dapat mengurangi gangguan syaraf dan kejiwaan manusia, sehingga dengan
adanya taman tersebut dapat mengalihkan perhatian kita dari suasana tegang
serta pengaruh kejiwaan kita menjadi tenang, karena adanya sirkulasi udara
dalam kota.
4.
Fungsi Kesehatan
Tanaman sebagai
jantungnya paru-paru kota merupakan penghasil oksigen (O2) terbesar dan
penyerap karbon dioksida (CO2) dan zat pencemar udara lain, khusus di siang
hari, merupakan pembersih udara yang sangat efektif melalui mekanisme penyerapan
(absorbsi) dan penjerapan (adsorbsi) dalam proses fisiologis, yang terjadi
terutama pada daun, dan permukaan tumbuhan (batang, bunga, dan buah). Setiap 1
hektar ruang terbuka hijau , yang ditanami pepohonan, perdu, semak dan penutup
tanah, dengan jumlah permukaan daun seluas 5 hektar, maka sekitar 900 Kg CO2
akan dihisap dari udara, dan melepaskan sekitar 600 Kg O2 dalam waktu 12 jam
5. Fungsi
Ekologis dan Penyeimbang Alam
Secara ekologis taman
kota berfungsi sebagai penjaga kualitas lingkungan kota. Dengan rindangnya
taman serta banyak buah dan biji-bijian merupakan habitat yang baik bagi
burung-burung untuk tinggal, sehingga dapat mengundang burung-burung, unggas
dan serangga untuk berkembang mambantu keseimbangan alam.
Taman kota juga dapat
berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon,
pengatur iklim mikro. Pepohonan yang rimbun, dan rindang, yang terus-menerus
menyerap dan mengolah gas karbondioksida (CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3),
nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang merupakan
80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap dihirup warga
setiap saat. Pentingnya tanaman dan hutan sebagai paru-paru kota yang
diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap polutan di udara. Setiap jam,
satu hektar daun-daun hijau dapat menyerap delapan kilogram CO2 yang setara
dengan CO2 yang diembuskan oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu
yang sama.
Menurut penelitian, 1
hektar ruang terbuka hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar menghasilkan 0,6 ton
O2 untuk 1.500 penduduk/hari, menyerap 2,5 ton CO2/tahun (6 kg CO2/batang per
tahun, menyimpan 900 m3 air tanah/tahun, mentransfer air 4.000 liter/hari,
menurunkan suhu 5°C-8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi
kekuatan angin 75-80 persen. Setiap mobil mengeluarkan gas emisi yang dapat
diserap oleh 4 pohon dewasa (tinggi 10 m ke atas, diameter batang lebih dari 10
cm, tajuk lebar, berdaun lebat).
6.
Mempunyai Fungsi Sosial, Ekonomi, dan Edukatif
Tersedianya lahan
yang teduh sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan tempat
berolah raga dan rekreasi dengan berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan
bermain, dalam lingkungan kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga
dapat menghilangkan rasa capek. Taman kota yang rindang mampu mengurangi suhu
lima sampai delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk. Kondisi yang ramai
ini mengundang banyak asongan untuk menjajankan makanannya, namun tentunya
harus diatur dan ditertibkan.
7.
Fungsi Pencegah Erosi (Orlogis)
Pepohonan yang rimbun
mempunyai akar-akar yang dapat mengikat butir-butir tanah sehingga tidak mudah
dibawa air. Daun tanaman dapat menahan atau memperlambat jatuhnya air hujan
yang deras, lalu menyerap ke tanah tanpa menimbulkan erosi, karena tanah
tertutup oleh tanaman yang dapat mencegah erosi. Bahkan semua jenis rumput,
semak-semak, pepohonan mampu menampung air genangan tanpa menimbulkan
kelongsoran tanah. Tanpa tanaman, semak-semak, dan pepohonan berakar diatas tanah
akan mudah mengakibatkan erosi.
8.
Fungsi Estetika
Taman-taman
diperkotaan dengan warna yang alami serta tekstur yang bermacam-macam dan
perencanaan yang teratur akan menampakkan keindahan. Kelebihan ini menjadikan
tanaman sebagai salah satu elemen yang dapat menunjang keindahan lingkungan,
sehingga akan memiliki nilai estetika. Taman kota yang indah, dapat juga
digunakan warga setempat untuk memperoleh sarana rekreasi dan tempat anak-anak
bermain dan belajar. Bahkan taman kota indah dapat mempunyai daya tarik dan
nilai jual bagi pengunjung. Jika lingkungan kotanya sehat dengan taman kotanya
tertata indah akan menambah daya tarik bagi wisatawan.
Kriteria
Perencanaan Taman Kota
Untuk pendekatan
perencanaan sebuah taman kota yang sekaligus juga berarti ruang publik,
Terdapat tiga dimensi kemanusiaan yang sangat penting harus tercermin dalam
ruang publik. Tiga dimensi itu meliputi:
1.
Responsif , ruang publik harus dapat
digunakan untuk berbagai kegiatan dan
kepentingan warganya,
2.
Demokratis, ruang publik yang dapat digunakan
oleh berbagai lapisan masyarakat dengan latar belakang sosial, ekonomi, dan
budaya serta aksesibel bagi para difabel, lansia dan berbagai kondisi fisik
manusia.
3.
Bermakna , ruang publik harus memiliki
hubungan dengan masyarakat, lingkungannya, serta dunia luas. Dengan demikian
ruang publik juga harus memiliki hubungan dengan konteks sosial budaya.
CONTOH RUANG TERBUKA PUBLIK
Hyde Park, London


.png)
ruang terbuka sanggat penting
BalasHapus